Sabtu, 27 Juli 2013

Upacara Peringatan Hari Jadi, PNS Klaten Diperintahkan mengenakan Busana Kejawen Jangkep

Klaten - Pemerintah kabupaten Klaten kembali menggalakkan upaya pelestarian budaya Jawa yang dirasa mulai ditinggalkan warganya. Upaya dimaksud mulai dilakukan dengan memerintahkan kepada semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) setempat, untuk mengenakan pakaian adat Jawa (busana kejawen jangkep) pada upacara peringatan Hari Jadi Klaten ke-209 selama sehari kerja pada Senin (29/07/2013).
Menurut Kabag Humas Setda Herlambang Jaka Santosa saat ditemui diruang kerjanya Kamis (25/07) Upaya Pemkab Klaten itu diatur berdasarkan Surat Edaran Bupati Klaten melalui Sekretaris Daerah setempat Nomor : 003/44/18 tanggal 24 Juli 2013 Perihal Pelestarian Budaya Jawa. Saat pelaksanaan upacara diatur untuk PNS laki-laki mengenakan pakaian adat Jawa (kejawen jangkep) berupa busana baju beskap pendek, bawahan berkain beserta kerisnya, sedang PNS perempuan berbusana atas kebaya bawah berkain.
Surat Edaran dimaksud, juga memerintahkan kepada PNS yang jumlahnya sebanyak 14.381 orang terdiri pria 6.784 orang wanita 7.597 orang untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya Jawa dan produk-produk lokal atau dalam negeri untuk mendorong penguatan ekonomi daerah. Disamping itu juga menumbuhkan kebiasaan penggunaan bahasa Jawa di lingkungan kerja, sekolah maupun keluarga, dengan harapan agar warisan leluhur budaya Jawa tidak semakin luntur di era sekarang.
Peringatan hari Jadi ke 209 tahun 2013 mengangkat tema,'' Dengan 209 Tahun Hari Jadi Kabupaten Klaten Kita Lestarikan Budaya dan Perkokoh Pilar Bangsa.'' akan diisi dengan berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dengan upacara bendera tanggal 29/07/2013, meliputi 21 jenis kegiatan, yang berupa upacara, gelar budaya dan lomba olah raga, ditambah 13 kegiatan pendukung berupa sejumlah festifal budaya, dan kegiatan keagamaan berupa Klaten berdzikir dan Bersholawat Bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Asegaf.

Sumber : Klatenkab.go.id

Senin, 08 Juli 2013

Hilal Wujud di tanggal 8 Juli, Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadhan 9 Juli 2013

Ijtima jelang Ramadhan 1434H, akan terjadi pada hari Senin Pon, 8 Juli 2013 mulai pukul 14:15:55WIB, sedangkan tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta adalah +0® 44’ 59”, dan hilal akan wujud membelah dari kawasan Indonesia. Dengan criteria Hisab Wujudul Hilal yang telah terpenuhi tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1434H akan jatuh pada Selasa Wage, 9 Juli 2013M.
Hal tersebut diungkapkan  ketua Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah Oman Faturohman dalam konferensi pers yang juga didampingi ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas dan juga Haedar Nashir di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl Cik Di Tiro No.23, Yogyakarta, Kamis (16/06/2013). Dalam Maklumat yang dibacakan pada acara tersebut, juga dibarengi dengan penetapan awal Syawal dan juga Dzulhijjah 1434H, dengan 1 Syawal akan jatuh pada tanggal 8 Agustus 2013, serta 1 Dzulhijjah akan jatuh pada Ahad 6 Oktober 2013, dengan begitu maka Idul Adha akan jatuh pada Selasa Pahing, 15 Oktober 2013M. Sementara itu Pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1434H jatuh pada Rabu Kliwon, 10 Juli 2013M.

Minggu, 07 Juli 2013

Warga Pajangan bersih-bersih makam menjelang Ramadhan

     Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1434 H, warga Pajangan melakukan bersih-bersih makam secara masal, Minggu (7/7). Sejak pagi hari,warga Pajangan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sudah mulai bergerak ke makam. Beberapa peralatan mulai dari sapu, sabit ,cangkul tidak lupa mereka bawa. 





     Warga mengungkapkan bahwa kegiatan bersih-bersih makam ini dilakukan untuk memberikan contoh nyata kepada masyarakat agar mereka ingat kepada sanak keluarganya, terutama yang sudah meninggal. Sehingga mereka bisa berbagi kebahagiaan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.

      “Bersih-bersih makam menjelang Ramadhan ini merupakan sebuah kepercayaan yang dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun. Dengan diadakannya kegiatan semacam ini, paling tidak nantinya akan membuat ahli kubur juga bahagia dengan datangnya bulan suci Ramadhan,” ujarnya.
Tetapi tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah supaya makam terlihat bersih karena sebelumnya rumpurt - rumput maupun tanaman lain dimakam Pajangan sudah tumbuh tinggi.